Bupati Sintang Minta Kader Tribina Sintang Ikut Turunkan Stunting

Editor: Redaksi author photo
Bupati Sintang Jarot Winarno saat menghadiri temu akbar Kader Tribina
Sintang,
Senentang.id - Bupati Sintang, H. Jarot Winarno menghadiri Temu Akbar Kader Tribina
Kabupaten Sintang Tahun 2022. beberapa hari yang lalu di Agrowisata Senentang Jerora 2
Sintang. 
 
Dihadapan Kader Tribina Kabupaten Sintang, Jarot Winarno mengatakan upaya perbaikan
status kesehatan dan gizi ibu hamil dan sebelum hamil menjadi program yang strategis dalam
meningkatkan kualitas sumber daya manusia hingga tiga generasi kedepan karena kedaruratan
dampak stunting mengancam kualitas sumber daya manusia Kabupaten Sintang secara khusus
dan negara indonesia secara umum. 
 
“Peningkatan pengetahuan masyarakat tentang gizi dan kesehatan perlu juga dilakukan secara
sistematis dan berkelanjutan sejak remaja, karena status gizi dan kesehatan remaja putri
sebelum memasuki kehamilan menjadi sangat penting dalam melindungi periode 1000 hari
pertama kehidupan atau periode sejak mulai hamil sampai anak berusia 2 tahun yang
merupakan masa keemasan pertumbuhan otak dan organ tubuh lainnya,” jelasnya. 
 
Pencegahan stunting lebih efektif dimulai dari keluarga, secara khusus untuk keluarga-keluarga
yang beresiko stunting yaitu keluarga yang mempunyai satu atau lebih faktor resiko stunting
yang terdiri dari keluarga yang memiliki anak remaja atau calon pengantin, ibu hamil, anak usia
0 – 23 bulan, anak usia 24 bulan – 59 bulan berasal dari keluarga miskin, pendidikan orang tua
rendah, sanitasi lingkungan buruk dan air minum tidak layak, sehingga pentingnya pembinaan
bagi keluarga agar terwujud ketahanan keluarga dalam mencegah terjadinya stunting.
 
Salah satu penyebab stunting yang disebutkan dalam Perpres No 72 tahun 2021 adalah karena
praktik pengasuhan yang tidak tepat atau pola asuh yang tidak tepat oleh orangtua terhadap
anak sejak anak dalam kandungan. Kurangnya pengetahuan orangtua tentang pentingnya
asupan gizi selama 1000 HPK, ditambah pola makan yang salah, cara mengasuh yang tidak
tepat, menjadi salah satu penyebab timbulnya anak-anak dengan stunting.
 
Selain itu, dalam upaya percepatan penurunan stunting, juga ada hak-hak anak yang harus
dipenuhi oleh orangtua, masyarakat maupun pemerintah. Anak berhak untuk dipenuhi asupan
gizinya atau makanan, berhak untuk diberi kasih sayang dan perlindungan, berhak untuk
dipenuhi kesehatannya, sehingga anak-anak menjadi generasi yang berkualitas dan bebas dari
stunting.
 
BKKBN mengeluarkan program Tribina yang bertujuan terbentuknya ketahanan keluarga
melalui pembinaan terhadap kelompok-kelompok kegiatan yaitu bina keluarga balita (BKB),
bina keluarga remaja (BKR) dan bina keluarga lanjut usia (BKL) yang bertujuan meningkatkan
pengetahuan dan ketrampilan orangtua maupun anggota keluarga lain dalam membina tumbuh
kembang, baik secara fisik, motorik, kecerdasan emosional dan sosial ekonomi dengan baik
kepada balita dan remaja sehingga hak-hak anak bisa terpenuhi dan stunting juga dapat
dicegah.
 
“Dalam program Tribina, kader Tribinalah yang akan memberikan edukasi atau bimbingan bagi
orangtua atau keluarga yang mempunya balita dalam melaksanakan pengasuhan atau pola
asuh yang baik bagi anak dan orangtua atau keluarga dari remaja. pola pengasuhan yang baik
dari orangtua dan terpenuhinya hak-hak anak sejak dalam kandungan akan mencegah lahirnya
generasi-generasi stunting yang pada akhirnya akan mewujudkan generasi emas di 2045 atau
bertepatan dengan 100 tahun Indonesia merdeka,” tutup Bupati Sintang. (rl/as)
Share:
Komentar

Berita Terkini