Sintang, Kalbar (Senentang,id) - May Day atau Hari Buruh Internasional lahir dari berbagai rentetan perjuangan kelas pekerja untuk memperjuangkan jam kerja menjadi 8 jam dalam sehari.
Tuntutan tersebut merembet pada perbaikan kesejahteraan pekerja dalam arti luas, baik fasilitas, upah, aktualisasi diri, jaminan sosial, status kerja, pegawai kontrak, cuti, jaminan hari tua, pensiun dan sebagainya.
Di masa pandemi saat ini, momok yang ditakutkan pekerja muncul tak terbendung, yakni pemutusan hubungan kerja (PHK).
Tak ada yang bisa menghentikannya karena pilihannya adalah mengutamakan kesehatan. Tidak ada pertumbuhan atau kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh orang sakit. Pilihannya, mengatasi penyakit, mengendalikan pandemi Covid-19 yang sudah berlangsung lebih setahun dan terjadi di seluruh dunia.
Pertumbuhan ekonomi menjadi stagnan, bahkan negatif. Kebijakan darurat harus diambil, mengendalikan dan mengatasi penyakit dengan berbagai cara, terakhir vaksinasi dengan tetap menjaga jarak, memakai masker, cuci tangan dan tidak berkerumun.
Dampak ikutan lainnya dari pandemi adalah menjaga agar kebutuhan pokok pekerja tetap terpenuhi. Melambatnya ekonomi, berkurangnya pendapatan membuat pekerja harus berakrobat untuk memenuhi kebutuhan sehari hari.
Olehkarenanya, anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Sintang, Lim Hie Soen memaknai peringatan Hari Buruh Internasional atau May Day pada 1 Mei 2021 sebagai perayaan atas harapan di tengah keterpurukan sebagai imbas pandemi COVID-19.
“Harapan untuk bersama membangun Sintang ke arah yang menggembirakan, ke arah yang lebih baik meskipun masih dalam pandemi,” kata Lim Hie Soen, Sabtu (1/5/2021).
Lim Hie Soen mengajak segenap serikat pekerja dan buruh, serta pengusaha untuk menjadikan peringatan May Day 2021 sebagai momentum memperkuat kebersamaan dan persaudaraan sebagai upaya bersama melawan COVID-19.
“Seperti tema peringatan May Day tahun ini Recover Together (Pemulihan Bersama), tidak bisa dilakukan sendiri. Pemerintah sudah melakukan berbagai upaya mengatasi pandemi,” katanya.
Lim Hie Soen mengaku pandemi Covid-19 telah membawa dampak yang sangat besar di segala sektor termasuk perekonomian. Tidak sedikit perusahaan maupun industri yang terkena guncangan ekonomi.
“Ada yang masih sanggup bertahan namun ada juga yang terpuruk, mengakibatkan tingkat pengangguran dan kemiskinan bertambah,” ucapnya.
Lim Hie Soen meminta semua pihak tetap menjaga sikap optimismenya selain terus mengembangkan kreativitas dan inovasi agar mampu bangkit dari keterpurukan, sehingga mampu membantu mengakhiri tekanan berat bangsa untuk menuju kehidupan yang kembali normal.
“Memang ini merupakan tugas berat pemerintah saat ini, namun jika secara bersama-sama seluruh elemen bangsa melakukan tindakan nyata, maka beban ini secara perlahan-perlahan dapat dilampaui. Kita bisa pulih bersama,” katanya.
Menurutnya, sejumlah langkah inisiatif guna meningkatkan kesejahteraan pekerja antara lain bantuan subsidi upah kepada pekerja terdampak pandemi Covid-19. Kemudian pelatihan vokasi dengan metode blended training, pemagangan industri, pelatihan peningkatan produktivitas tenaga kerja, sertifikasi kompetensi, penempatan tenaga kerja dalam dan luar negeri, pelatihan wirausaha baru, inkubasi bisnis, padat karya, gerakan pekerja sehat, hingga kebijakan pemberian THR Keagamaan.
“Saya berharap stimulus ini akan mampu menggerakkan konsumsi masyarakat yang ujung-ujungnya berdampak bagus bagi kinerja perusahaan. Kita tidak berhenti di sini. Inisiatif lainnya akan terus saya dorong untuk segera dilaksanakan. May Day tahun ini menjadi istimewa karena ini adalah perayaan atas harapan,” pungkas Lim Hie Soen.