Sintang, Kalbar (Senentang.id) - Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Sintang, Iwan Setiadi mengungkapkan bahwa Perpustakaan Sintang memiliki total 24.207 koleksi buku pada tahun 2019 dan 2020.
Jumlah itu meningkat dibanding tahun 2018 yang hanya punya 19.033 eksemplar. Sementara pada tahun 2017 jumlah koleksi buku sebanyak 17.614 eksemplar. Untuk tahun 2016, koleksi buku sebanyak 16.876 eksemplar.
Selain jumlah buku yang selalu mengalami kenaikan setiap tahun. Iwan juga membererkan bahwa jumlah perpustaaan di Kabupaten Sintang terus bertambah setiap tahun.
Tahun 2016, jumlah perpustakaan hanya sebanyak 85 unit. Tahun 2017 jumlah perpustakaan di Kabupaten Sintang meningkat menjadi 99 unit. Pada tahun 2018, jumlah perpustakaan naik lagi diangka 112. Sedangkan ditahun 2019, jumlah perpustakaan di Kabupaten Sintang mencapai 114 unit.
“Sedangkan pada tahun 2020, total jumlah perpustakaan Sintang sebanyak 169 unit,” kata Iwan Setiadi, Jumat (11/6/2021).
Jika jumlah buku dan perpustakaan selalu mengalami kenaikan setiap tahun. Lain halnya dengan jumlah pengunjung. Jika sejak tahun 2016, 2017, 2018 dan 2019 jumlah pengunjung Perpustakaan Sintang selalu meningkat setiap tahun. Pada tahun 2020 justru mengalami penurunan pengunjung sangat drastrik. Yakni hanya 2.056 orang. Padahal jumlah pengunjung tahun 2019 sebanyak 11.690 orang.
“Jumlah pengunjung menurun karena layanan perpustakaan mengurangi aktivitas dan kurangnya pengunjung dari sekolah-sekolah akibat pandemi Covid 19,” katanya.
Iwan Setiadi kemudian merinci jumlah pengunjung perpustakaan Sintang sejak tahun 2016-2020. Pada tahun 2016, jumlah pengunjung perpustakaan Sintang sebanyak 2.209 orang. Tahun 2017 jumlah pengunjung meningkat di angka 4.641 orang.
Pada tahun 2018, jumlah pengunjung perpustakaan Sintang meningkat lagi hingga 6.115. Sedangkan tahun 2019, terjadi lonjakan pengunjung perpustaan secara luar biasa, yakni sebanyak 11.690 orang. Pada tahun 2020, karena pandemi, jumlah pengunjung perustakaan hanya 2.056.
Mengenai minat baca di Sintang, Iwan Setiadi mengatakan bahwa hal tersebut masih rendah. Penyebabnya adalah akses perpustakaan yang belum memadai dan belum maksimal menjangkau masyarakat. Faktor lain adalah kurangnya literasi membaca di lingkungan keluarga, dimana orang tua kurang mengenalkan anaknya pada buku sejak dini. Selain itu mahalnya harga buku. Dan pengaruh teknologi berbasis digital.