Sintang, Kalbar (Senentang.id) - Kepala Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kabupaten Sintang, Joni Sianturi menjawab pertanyaan Wakil Ketua DPRD Sintang Heri Jambri terkait APBD Sintang yang mengendap di bank hingga bulan Mei 2021.
“Kita masih
dibatasi dulu. Karena perintah dari pusat, harus di-recofusing dulu. Jadi kalau
kita ndak batasi, nanti duitnya ndak ada untuk recofusing. Recofusing itu untuk
penanganan vaksin dan penanganan covid-19,” kata Joni Sianturi, Selasa (4/5/2021).
Recofusing adalah
realokasi anggaran pemerintah yang semula untuk berbagai kegiatan termasuk
pembangunan, kemudian dipotong untuk penanganan Covid-19. “Saat ini kami sedang
menyusun recofusing tersebut. Jadi itu yang kita tunggu. Kita takutnya jika
uang tersebut dicairkan untuk berbagai kegiatan, ketika refocusing malah
anggaran tidak cukup,” ucapnya.
“Jadi pencairan
APBD kita batasi dulu. Dana yang kita keluarkan khusus untuk hal-hal yang
mendesak. Seperti pembayaran listrik, pembayaran iuran PDAM, serta kegiatan
lain yang penting seperti operasional kantor dan pelayanan masyarakat,” jelas
Joni Sianturi.
Dikesempatan itu,
Joni juga menjawab pertanyaan mengenai dana transfer daerah. “Dana transfer kan
dikirim tiap bulan. Jadi tiap bulan pagu dibagi 12. Tiap bulan dikasi,”
jelasnya.
Joni menuturkan,
jika pemerintah daerah tidak melakukan recofusing terhadap APBD, maka Dana
Alokasi Umum (DAU) akan ditunda. “Makanya kita fokus menyelesaiakan recofusing
dulu. Kalau pencairan APBD tidak dibatasi dulu, nanti ndak bisa recofusing,”
katanya.
Wakil Ketua II
DPRD Sintang, Heri Jambri menyoroti APBD Sintang tahun 2021 yang hingga bulan
Mei mengendap di Bank. Padahal, seharusnya APBD cepat dilaksanakan untuk
berbagai kegiatan. Sehingga uang tersebut berputar di masyarakat.
“Sekarang sudah
masuk bulan Mei. Sudah lewat triwulan pertama. Sudah masuk semester pertama,
bahkan mau habis. Tapi APBD kita ndak gerak.
Kita bisa bayangkan, kuli bangunan, toko bangunan, toko-toko yang mengharapkan
uang pemerintah berputar, sekarang uangnya macet. Ngendap di bank,” sesal Heri
Jambri.
Yang ingin
dipertanyakan Heri Jambri, apakah transfer dari pusat belum dilakukan ke
daerah? Atau daerah yang mengendapkan uang tersebut di bank? “Ini yang akan
jadi prioritas pertanyaan kami saat rapat dengan Pemkab Sintang nanti. Kenapa
pula APBD kita lalu macet? Kenapa APBD kita ndak gerak? Kenapa uang rakyat
tidak berutar?,” tanya Heri Jambri.