Forum Diskusi Publik: Penyusunan Kajian Risiko Bencana Kabupaten Sekadau 2023–2027

Editor: Redaksi author photo

Forum Diskusi Publik untuk penyusunan "Kajian Risiko Bencana" (FDP–KRB) Kabupaten Sekadau tahun 2023–2027. Foto:as
Sekadau, Senentang.id — Pemerintah Daerah Kabupaten Sekadau, melalui Dinas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sekadau, menggelar Forum Diskusi Publik untuk penyusunan "Kajian Risiko Bencana" (FDP–KRB) Kabupaten Sekadau tahun 2023–2027. 

Acara ini berlangsung di Aula lantai 2 Kantor Bupati Sekadau pada Rabu (22/11/2023) dan dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk Wakil Bupati Sekadau, Subandrio, Forkopimda, para Kepala SKPD terkait, Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Untan Pontianak, para Camat, Ormas, Organisasi Wartawan, dan undangan lainnya. Wakil Bupati Sekadau, Subandrio, membuka acara ini dan menekankan pentingnya kajian risiko bencana dalam menghadapi ancaman yang ada di Kabupaten Sekadau. 

Menurut Akhmad Suyadi, Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Kabupaten Sekadau, berdasarkan Indeks Resiko Bencana Indonesia (IRBI), kabupaten ini termasuk dalam kategori bencana sedang dengan peringkat 268 dari 514 kabupaten/kota di Indonesia.

"Sehingga perlu dipetakan, dikaji risiko bencana di kabupaten Sekadau sehingga tidak menimbulkan efek dari bencana itu sendiri," ujar Akhmad Suyadi. 

Ia juga menyoroti kondisi topografi Kabupaten Sekadau yang mencakup dataran, perbukitan, pegunungan, daerah rawa, dan daerah pesisir sungai, menjadi fokus dalam pengkajian risiko bencana.

Akhmad menjelaskan bahwa data yang digunakan dalam penyusunan dokumen bencana berasal dari periode 2013-2022. Jenis bencana yang sering terjadi di Kabupaten Sekadau meliputi banjir, tanah longsor, dan cuaca ekstrem.

Wakil Bupati Sekadau, Subandrio, menyampaikan bahwa ada dua jenis bencana, yaitu bencana alam dan bencana non alam. Bencana alam melibatkan peristiwa alam seperti gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah longsor. Sedangkan bencana non alam melibatkan gagal teknologi, gagal modernisasi, epidemi, wabah penyakit, konflik sosial, dan teror.

"Kita berterima kasih kepada BPBD Kabupaten Sekadau yang sudah bekerja maksimal sehingga hari ini kita bisa melakukan kegiatan Forum Diskusi Publik, dalam rangka penyusunan Kajian Risiko Bencana di Kabupaten Sekadau," ucap Subandrio. 

"Dengan sistem Kajian Risiko Bencana seperti ini, nanti mempermudah kita untuk menyelamatkan warga yang terdampak bencana kemudian memberikan bantuan tepat sasaran karena sudah tersistem," tambahnya.

Subandrio juga mengucapkan terima kasih kepada LPPM Universitas Tanjungpura yang telah menyusun kajian risiko bencana ini. Dengan adanya forum diskusi publik, diharapkan dapat memberikan masukan yang berharga dalam menangani bencana dan meningkatkan upaya perlindungan masyarakat. (red)

Share:
Komentar

Berita Terkini