Sintang, Kalbar (Senentang.id) - Warga perbatasan Sintang, Kalbar-Malaysia di Senaning, Kecamatan Ketungau Hulu, mengeluhkan jaringan seluler yang tidak stabil hampir setahun terakhir ini.
“Kurang lebih setahun ini jaringan seluler hidupnya Senin Kamis gara-gara suplai BBM,” ungkap Mardiyansyah, warga Senaning, Kamis (11/3/2021).
Olehkarenanya, ia mengharapkan agar pihak provider mengatasi masalah tersebut. Selain itu, pemerintah kabupaten juga dimintanya ikut menyuarakan persoalan itu ke pihak terkait. Mengingat, jaringan seluler sangat diperlukan warga untuk berkomunikasi maupun mengurus berbagai keperluan.
“Mohon pihak provider dan pemerintah jangan tutup mata. Jika masih menganggap kami di Senaning warga indonesia, jangan cuma dipandang macam anak kecil meringis dan menagis, baru dikasik permen,” katanya.
Ia mengungkapkan, di Senaning ada 3 tower provider. “Tapi
udah ngak jelas semua. Entah siapa yang bertanggung jawab. Ataukah Senaning
sudah ngak dianggap bagian Indonesia? Sinyalnya bagus kalau listrik menyala,
intinya genset ndak diurus,” nilai dia.
Menyikapi keluhan tersebut, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatikan (Diskominfo) Kabupaten Sintang, Kurniawan mengatakan bahwa sinyal merupakan persoalan yang mendasar. Sampai hari ini, pemerintah kabupaten belum ada intervensi mengenai masalah sinyal tersebut.
“Kita masih berharap dengan pihak swasta dan dari program pemerintah pusat,” katanya.
Untuk pemenuhan jaringan seluler di perbatasan, kata Kurniawan, pihaknya akan berkoordinasi secara intensif dengan pemerintah pusat dan provider. Agar memperbaiki masalah jaringan seluler yang dikeluhkan masyarakat.
“Ternyata persoalan internet ada kaitanya dengan listrik. Untuk masalah listrik, pemerintah juga harus berkoordinasi dengan lembaga lain seperti PLN. Ini juga jadi problem, nanti akan kita lakukan rapat koordinasi supaya di daerah perbatasan akses internat lebih optimal,” ucapnya.
Diungkapkan Kurniawan, persoalan jaringan seluler di perbatasan sangat komplek sekali. Memang, sampai saat ini sumber daya Pemda belum maksimal untuk diarahkan ke hal itu.
“Tapi, komitmen Pak Bupati menginginkan provider menambah menara, kemudian BTS USO dari Kementerian Komunikasi dan Informasi bisa ditingkatkan dan ditambah, supaya desa-desa terntu bisa mendapatkan sinyal seluler maupun internet,” pungkas Kurniawan.