Pemkab Sintang Raih Penghargaan Peringkat Pertama Penanganan Stunting Se-Kalbar

Editor: Redaksi author photo

Sekretaris Daerah Kabupaten Sintang yang juga Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting Kabupaten Sintang, Yosepha Hasnah saat menyerahkan piagam penghargaan peringkat I dari Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat dalam hal penanganan Stunting kepada Bupati Sintang H. Jarot Winarno
Sintang Kalbar, Senentang.id - Sekretaris Daerah Kabupaten Sintang yang juga Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting Kabupaten Sintang, Yosepha Hasnah menyerahkan piagam penghargaan peringkat I dari Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat dalam hal penanganan Stunting kepada Bupati Sintang H. Jarot Winarno, di Balai Praja Kantor Bupati Sintang, Kamis (28/4/2022) kemarin, saat dilaksanakannya acara Rembuk Stunting Kabupaten Sintang tahun 2022. 

Florida Ida, Kabid Perlindungan Kesejateraan Anak pada Dinas Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Sintang menjelaskan bahwa penghargaan yang diperoleh Kabupaten Sintang dalam penanganan Stunting adalah kabupaten dengan kinerja terbaik dalam penanganan Stunting untuk aksi 1 sampai aksi 4 mendapatkan peringkat I, kabupaten dengan kinerja terbaik dalam penanganan stunting untuk aksi 5 sampai aksi 8 mendapatkan peringkat I, dan kabupaten dengan kenierja terbaik dalam program inovatif, inspiratif dan replikatif mendapatkan peringkat I.

“Perlu kami sampaikan, bahwa penghargaan ini merupakan penghargaan yang ke 3 kali berturut-turut mulai tahun 2019 sampai tahun 2021 yang diperoleh Kabupaten Sintang dalam penanganan stunting,” terang Florida Ida

Duta Stunting Kabupaten Sintang yang juga Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Sintang, Kartiyus, menjelaskan bahwa penilaian untuk kinerja pencegahan stunting tahun 2022 akan dilakukan pertengahan Mei 2022 nanti dan yang dinilai adalah kerja tahun 2021 yang lalu.

“Untuk penilaian kinerja penurunan stunting akan dinilai usai lebaran. Tahun ini ada 9 kabupaten kota yang ikut, tahun 2023 sudah 14 kabupaten kota yang bersaing. Yang dinilai tahun 2022 adalah program dan kinerja tahun 2021. Tim juri akan mengecek aplikasi juga, jadi entri data harus valid,” ujarnya 

“Selama pandemi, ada banyak Posyandu yang tidak aktif sehingga banyak bayi yang tidak diukur dan diawasi. Nanti akan ada, TPPS Melawi, Landak dan Bengkayang akan ke Sintang. Mereka akan belajar dengan kita soal strategi menurunkan stunting. Terus buat ide baru untuk menurunkan stunting, karena setiap tahun, logisnya kita hanya bisa menurunkan stunting 2 persen saja,” tambahnya 

“Tahun 2023 kita sudah menetapkan 15 desa sebagai lokus penurunan stunting. Saya yakin kita bisa,” pungkasnya. (hm/as). 

Share:
Komentar

Berita Terkini