Ritual Adat Kurung Semangat di Betang Tampun Juah Digelar, ada Apa?

Editor: Redaksi author photo

Prosesi Ritual Adat Kurung Semangat di Betang Tampun Juah Jerora Satu, Kamis (7/3/2024). Foto:ist
Sintang, Senentang.id - Bupati Sintang, Jarot Winarno didampingi Wakil Bupati Sintang, Melkianus dan Sekretaris Daerah Kabupaten Sintang, Kartiyus menghadiri prosesi Ritual Adat Kurung Semangat di Betang Tampun Juah Jerora Satu, Kamis (7/3/2024).

“Pemerintah kabupaten Sintang mengapresiasi kegiatan ritual adat kurung semangat karena bertujuan mempersatukan kita semua dan menjaga keharmonisan masyarakat Kabupaten Sintang. Ritual adat kurung semangat yang saya ketahui bertujuan mengembalikan semangat para pemimpin dan kita semua. Ini bentuk niat baik kita bersama. Kami menghargai dan menghormati kegiatan ini,ungkapnya

Hari ini bisa kita jadikan tonggak sejarah untuk mengingatkan kita bersama untuk saling menghargai dan menghormati siapapun yang tinggal di Kabupaten Sintang. Suku dan agama apa pun yang ada di Kabupaten Sintang harus dihormati dan dihargai,” imbuhnya

Melkianus mengatakan bahwa Kabupaten Sintang adalah rumah bersama, tidak ada salah satu suku atau agama yang menjadi skala prioritas.

Karena kita adalah bagian dari NKRI dan Bhineka Tunggal Ika dan harus kita terapkan di Kabupaten Sintang. Kalau ada selisih paham, saya berharap dan berpesan agar kedepan kita bisa duduk bersama dan berdiskusi. Kita lawan siapapun yang ingin mengganggu Kabupaten Sintang. Kita mau Sintang ini tetap damai. Penyampaian aspirasi, kita hargai namun kami harus bijak dan adil dalam mengambil keputusan,” Melkianus

Pemkab Sintang lanjutd dia, tidak mampu kalau sendirian menjaga kedamaian dan keharmonisan.

Kami perlu bantuan ormas-ormas yang ada dan seluruh masyarakat. Ormas penting bagi kita karena mewakili suku dan agama yang ada,” ungkapnya

Melkianus menyampaikan rencananya setelah Idul Fitri, akan mengajak seluruh ormas untuk duduk bersama dan menyepakati upaya untuk menjaga kedamaian di Kabupaten Sintang.

Kita hargai adat dan budaya yang ada dan kegiatan ini bukan sebagai hukum adat tetapi murni ritual adat kurung semangat untuk mewakili masyarakat dalam menjaga kedamaian. Sintang tetap damai dan menjadi rumah besar untuk kita semua,” tutup Melkianus. (rls)

Share:
Komentar

Berita Terkini